Rabu, 23 Juli 2014

Kehilangan

Terkadang kita harus merelakan apa yang mungkin sangat berarti dihidup kita, begitu juga kita harus mengikhlaskan apa yang memang harus lepas dari apa yang telah kita dapatkan. Akan tetapi semua itu akan dapat kita lalui ketika kita dapat bersabar dan mengerti keadaan. Mungkin bukan sesuatu lah yang salah tetapi terkadang kita tidak menyadari akan kesalahan diri kita sendiri. Semua orang pasti pernah merasakan kehilangan entah kehilangan seseorang yang sangat berarti dihidupnya entah kehilangan apapun yang mereka cintai dan sukai, disaat semua telah terjadi hanya penyesalan lah yang kini hadir dalam fikiran dan perasaan kita. Apa mungkin semua memori itu dapat diraih kembali? Ketika semua telah didapati oleh orang lain. Apa mungkin semua dapat terulang? Ketika bumbu kebencian telah meresap diantaranya. Kini, memang hanya bersabar dan penantian lah yang dapat kujalani. Penantian kosong tanpa adanya jawaban yang pasti. - Dinda

Kamis, 10 April 2014

Memendam Rasa

Terkadang kamu harus merelakan meskipun hati tidak menerima

Suatu saat nanti kamu akan mengerti bagaimana caraku untuk menyimpan perasaan ini

Seandainya kamu tau tentang perasaanku..

Tidak ada satupun yang dapat menyalahkan perasaan hanya saja hati yang sulit untuk menerima

Mungkin aku salah tapi tak dapat ku pungkiri bahwa aku cinta

Aku bahagia walau hanya menatap dari jarak kejauhan

Terkadang hatiku bertanya-tanya sampai kapan aku akan memendam perasaan ini?

Aku fikir aku jatuh cinta dengan orang yang mungkin tak memiliki perasaan yang sama padaku

Air mataku mulai menetes ketika aku mengingat kamu yang selalu ada untukku

Bibirku tersenyum didepanmu tetapi apakah kamu tau isi hatiku yang menangis?

Aku tidak sempurna tetapi aku akan sempurna jika kau bersamaku

Aku hanyalah teman sepimu disaat kamu sedang berjauhan dengannya

Bukan maksutku untuk memisahkan kalian tapi aku hanya ingin menunjukkan perasaanku

Aku juga berhak untuk merasakan kasih sayang dari seseorang yang kusayangi

Terkadang aku malu, malu akan sikapku yang mungkin lebih buruk darinya

Jika aku dihadapkan oleh dua pilihan, aku lebih memilih diam untuk menyimpan apa yang ku rasakan

Kamis, 06 Februari 2014

Tiga Masa Berbeda Makna

Bersembunyi diantara seruan jiwa yang menggebu
Bersemayam diantara tatapan pahit menatap kalbu
Terdiam menjerat abu abu nya angan yang penuh harap
Tiga masa yang berbeda makna
Tiga masa yang berbeda keadaan
Berada diantara kesempurnaan seorang insan
Dengan segala kekurangan dan kepalsuan
Menahan diri dalam ingin yang terpendam
Yang takkan lagi mungkin dapat digapai
Lelah...
Kecewa...
Marah...
Dalam ketidakpastian berdiri manis
Menjulang membendung kesedihan diri
Tanpa ia ketahui...
Tanpa ia sadari...
Tertunduk diam tersimpan dihati
Ketika dengannya menghampiri
Ketika dengannya bersenda gurau
Ketika dengannya hanya terpaku diam membisu
Tiga masa yang berbeda
Yang kini dirasakan dengan penuh kepahitan

Jumat, 11 Oktober 2013

Dalam Sendu

Tidak semudah yang terbayangkan ketika dia datang menghampiri diantara hadirnya dirimu disaat aku dalam kesendirian, ketika hati ini harus menentukan, ketika hati ini tak mudah untuk memutuskan.

Apa yang seharusnya aku lakukan? berada pada sudut kepiluan, berada pada sisi keharusan.
Apakah dirimu? apakah dirinya? dua insan yang tak mungkin dapat kukenali tanpa adanya seutas kata perkenalan diantaranya.
Hatiku berfikir apakah semua ini rencana-Mu? ketika seseorang yang tulus aku cintai pergi untuk tidak mengenalku lagi. ketika seseorang itu memutuskan untuk membenciku. entah apa yang terbesit dalam benaknya.

Memilih dalam kesalahan diri. ya. itulah yang terjadi. dia yang mungkin benar-benar tulus menyayangi diriku dia yang mungkin benar-benar mencintaiku saat ini hilang bagai ditelan bumi ketika diriku ingin berada didekatnya hendak bersenda gurau menemukan senyum manis yang terlihat meski menutupi kesedihan.

Tak pernah terpancar jiwa yang sedih,pedih bahkan dalam kepiluan hati yang sangat dalam seraya tergores kepingan cermin yang retak dan pecah karena menatap dirinya yang mungkin tak lagi dapat dikenalnya

Apakah aku salah? Apakah aku ini jahat? ketika ia yang tulus mencintaiku namun kini tak lagi dapat bersamaku. kini diriku hanya terselimuti oleh awan kelam yang mungkin tak dapat kubersihkan dengan indahnya cinta yang selama ini tanpa pasti.

Kini sang senja telah berganti malam, sang embun pun telan menetes dari dedaunan yang terhampar, seiring dirimu yang kini menjauh dari diriku. seraya seutas tali yang terputus tanpa sebab yang pasti, seraya sang rembulan yang kini menyinari malam, berusaha menyinari berusaha untuk tetap berdiri.

Ketika kata-kata terucap dan tertulis indah yang mungkin tanpa makna, dengan kelelahan dirimu dalam ketabahan dan kesabaran. tanpa kuketahui semua yang kau sembunyikan ketika dirimu menghindar dari setiap ruang-ruang yang mungkin dalam keberadaanku.




Dalam Sendu

Tidak semudah yang terbayangkan ketika dia datang menghampiri diantara hadirnya dirimu disaat aku dalam kesendirian, ketika hati ini harus menentukan, ketika hati ini tak mudah untuk memutuskan.

Apa yang seharusnya aku lakukan? berada pada sudut kepiluan, berada pada sisi keharusan.
Apakah dirimu? apakah dirinya? dua insan yang tak mungkin dapat kukenali tanpa adanya seutas kata perkenalan diantaranya.
Hatiku berfikir apakah semua ini rencana-Mu? ketika seseorang yang tulus aku cintai pergi untuk tidak mengenalku lagi. ketika seseorang itu memutuskan untuk membenciku. entah apa yang terbesit dalam benaknya.

Memilih dalam kesalahan diri. ya. itulah yang terjadi. dia yang mungkin benar-benar tulus menyayangi diriku dia yang mungkin benar-benar mencintaiku saat ini hilang bagai ditelan bumi ketika diriku ingin berada didekatnya hendak bersenda gurau menemukan senyum manis yang terlihat meski menutupi kesedihan.

Tak pernah terpancar jiwa yang sedih,pedih bahkan dalam kepiluan hati yang sangat dalam seraya tergores kepingan cermin yang retak dan pecah karena menatap dirinya yang mungkin tak lagi dapat dikenalnya

Apakah aku salah? Apakah aku ini jahat? ketika ia yang tulus mencintaiku namun kini tak lagi dapat bersamaku. kini diriku hanya terselimuti oleh awan kelam yang mungkin tak dapat kubersihkan dengan indahnya cinta yang selama ini tanpa pasti.

Kini sang senja telah berganti malam, sang embun pun telan menetes dari dedaunan yang terhampar, seiring dirimu yang kini menjauh dari diriku. seraya seutas tali yang terputus tanpa sebab yang pasti, seraya sang rembulan yang kini menyinari malam, berusaha menyinari berusaha untuk tetap berdiri.

Ketika kata-kata terucap dan tertulis indah yang mungkin tanpa makna, dengan kelelahan dirimu dalam ketabahan dan kesabaran. tanpa kuketahui semua yang kau sembunyikan ketika dirimu menghindar dari setiap ruang-ruang yang mungkin dalam keberadaanku.

Senin, 16 September 2013

Diantara dua insan

Hati takkan mampu mengungkap segalanya
Ketika ia dihadapkan oleh dua keadaan berbeda ketika ia harus memutuskan sebuah jawab
Hati ini tak mampu untuk memilih hati ini tak mampu untuk pergi
Diantara sisi yang saling memberi kasih ketika ia dipertemukan dalam harapan sunyi
Apa harus hati ini meninggalkan semuanya... ketika ia merasa tentram dalam jiwa ketika ia merasa nyaman dalam diri
Sebuah pertanda tanya muncul saat ia tak lagi dipertemukan dalam waktu
Ketika ia dihempas dengan mudahnya tanpa alasan pasti
Ketika ia harus menerima semua keadaan walau mungkin tidak dengan hati yang lapang
Apa yang harus ku lakukan...
Ketika ia datang menghampiri dan memberi kasih
Perhatian penuh yang mungkin tanpa omong kosong yang dapat menggores jiwa
Ataukah aku harus memustuskan saat ini
Ketika insan tak lagi dihadapkan ketika insan tak lagi menyatukan hati dan perasaan
Apa yang sebenarnya ia sembunyikan?
Layaknya orang bodoh yang tak lagi dapat menemukan jawab atas pertanya
Sebesit omong kosong yang berduri tajam menusuk hati dalam gelapnya harap
Apa yang sebenarnya ia rencanakan?
Mengapa ia kembali?
Disaat semua telah dapat kulalui dan ku terima tanpa tanda tanya dalam fikirku
Bagaimana ini harus terjadi
Ini semua sulit untuk kupahami
Ketika cinta harus memilih diantara dua sisi hati
Seketika air mata menetes tanpa kusadari
Hingga aku tak mungkin dapat kembali menentukan hatiku pada jiwamu
Keraguan ini pun muncul seraya melodi cinta yang semakin lama semakin senyap terdengar
Kedustaan dan kepalsuan yang mungkin kau buat tanpa ku ketahui apa maksut ucapmu padaku
Serangkai kalimat yang kau ucapakan padaku ketika itu
Aku tak mengerti, mengapa aku harus dihadapkan pada dua insan yang berbeda
Ketika aku mulai dapat menentukan keputusan dalam jiwa dan benak diriku
Ketika hati ini merasa yakin atas apa yang dihadapkan padanya
Aku bingung aku tak dapat berfikir jernih disaat sisi hati kecilku mengatakan iya disaat sisi benakku mengatakan tidak
Seraya kau memintaku tuk kembali
Kufikir semua ini terlambat.... hati ini tak ingin kembali....

Minggu, 01 September 2013

Kehidupan

Kehidupan....
Tak terbayang dan tak terencanakan
Tak diketahui dan tak terfikirkan
Terjadi apa yang akan terjadi tanpa dapat menolak dan menjauhi takdir
Apa yang kau pandang dalam hidup ini? Harta? Tahta? Wanita? ataukah kepuasaan semata dalam dunia
Bagaimana kau berfikir.... bagaimana kau renungkan....
Sepercik pilu yang merasuk jiwa dalam batin lirih dan diri yang sepi
Duri kesedihan merenggut semua indahnya duniawimu
Apakah tidak kau fikirkan orang-orang diluar sana?
Ketika semua mencekik dan menginjak harga diri mereka, dengan sentuhan kasar dan ucapan tajam yang terlontar dari bibir kalian
Mengapa tidak kau renungkan nasib mereka? ketika engkau bersenang-senang dalam pilu lirihnya semangat juang mereka
Ketika mimpi mereka tertutup oleh kerasnya kehidupan
Apakah tidak kau mengerti? meski setitik kasih yang kau berikan kepadanya
Hanya keadilan dan kemakmuran yang mereka inginkan tidak kepalsuan,janji dan cekikan persepsi yang kau fikirkan
Seutas angan yang takkan putus
Selembut embun yang menetes dalam kelam sunyi
Seraya duri yang menusuk tajam dalam tangis sendu jiwa dan batin
Aku..... Aku hanya ingin semua mengerti
Ketika aku harus berjuang melawan jahatnya kehidupan ini
Ketika aku harus mencari seonggok receh demi sesuap nasi
Tuhan..... Aku lelah... Lelah dengan keadaan ini
Apa yang harus aku lakukan?
Ketika mereka hanya dapat memojokkan diriku, ketika mereka hanya dapat mendahulukan keegoisannya
Aku tidak ingin semua ini......
Apakah mereka tidak takut? takut akan balasan dari-Mu?

Atas apa yang telah mereka perbuat, atas apa yang telah mereka rencanakan
Aku bukanlah batu yang hanya dapat diam tanpa merasakan
Aku insan.. insan manusia yang diciptakan-Nya dengan hati dan perasaan
Tidakkah kau rangkul mereka demi menyongsong masa depan yang gemilang
Tidakkah kau bimbing mereka demi menggapai mimpi dan angan yang terbenakkan
Tawa yang terpancar bukanlah pertanda kebahagiaannya
Demi roda kehidupan yang cerah tanpa tangis, dan pilu yang merenggut senyum jingga dirinya