Jumat, 11 Oktober 2013

Dalam Sendu

Tidak semudah yang terbayangkan ketika dia datang menghampiri diantara hadirnya dirimu disaat aku dalam kesendirian, ketika hati ini harus menentukan, ketika hati ini tak mudah untuk memutuskan.

Apa yang seharusnya aku lakukan? berada pada sudut kepiluan, berada pada sisi keharusan.
Apakah dirimu? apakah dirinya? dua insan yang tak mungkin dapat kukenali tanpa adanya seutas kata perkenalan diantaranya.
Hatiku berfikir apakah semua ini rencana-Mu? ketika seseorang yang tulus aku cintai pergi untuk tidak mengenalku lagi. ketika seseorang itu memutuskan untuk membenciku. entah apa yang terbesit dalam benaknya.

Memilih dalam kesalahan diri. ya. itulah yang terjadi. dia yang mungkin benar-benar tulus menyayangi diriku dia yang mungkin benar-benar mencintaiku saat ini hilang bagai ditelan bumi ketika diriku ingin berada didekatnya hendak bersenda gurau menemukan senyum manis yang terlihat meski menutupi kesedihan.

Tak pernah terpancar jiwa yang sedih,pedih bahkan dalam kepiluan hati yang sangat dalam seraya tergores kepingan cermin yang retak dan pecah karena menatap dirinya yang mungkin tak lagi dapat dikenalnya

Apakah aku salah? Apakah aku ini jahat? ketika ia yang tulus mencintaiku namun kini tak lagi dapat bersamaku. kini diriku hanya terselimuti oleh awan kelam yang mungkin tak dapat kubersihkan dengan indahnya cinta yang selama ini tanpa pasti.

Kini sang senja telah berganti malam, sang embun pun telan menetes dari dedaunan yang terhampar, seiring dirimu yang kini menjauh dari diriku. seraya seutas tali yang terputus tanpa sebab yang pasti, seraya sang rembulan yang kini menyinari malam, berusaha menyinari berusaha untuk tetap berdiri.

Ketika kata-kata terucap dan tertulis indah yang mungkin tanpa makna, dengan kelelahan dirimu dalam ketabahan dan kesabaran. tanpa kuketahui semua yang kau sembunyikan ketika dirimu menghindar dari setiap ruang-ruang yang mungkin dalam keberadaanku.




Dalam Sendu

Tidak semudah yang terbayangkan ketika dia datang menghampiri diantara hadirnya dirimu disaat aku dalam kesendirian, ketika hati ini harus menentukan, ketika hati ini tak mudah untuk memutuskan.

Apa yang seharusnya aku lakukan? berada pada sudut kepiluan, berada pada sisi keharusan.
Apakah dirimu? apakah dirinya? dua insan yang tak mungkin dapat kukenali tanpa adanya seutas kata perkenalan diantaranya.
Hatiku berfikir apakah semua ini rencana-Mu? ketika seseorang yang tulus aku cintai pergi untuk tidak mengenalku lagi. ketika seseorang itu memutuskan untuk membenciku. entah apa yang terbesit dalam benaknya.

Memilih dalam kesalahan diri. ya. itulah yang terjadi. dia yang mungkin benar-benar tulus menyayangi diriku dia yang mungkin benar-benar mencintaiku saat ini hilang bagai ditelan bumi ketika diriku ingin berada didekatnya hendak bersenda gurau menemukan senyum manis yang terlihat meski menutupi kesedihan.

Tak pernah terpancar jiwa yang sedih,pedih bahkan dalam kepiluan hati yang sangat dalam seraya tergores kepingan cermin yang retak dan pecah karena menatap dirinya yang mungkin tak lagi dapat dikenalnya

Apakah aku salah? Apakah aku ini jahat? ketika ia yang tulus mencintaiku namun kini tak lagi dapat bersamaku. kini diriku hanya terselimuti oleh awan kelam yang mungkin tak dapat kubersihkan dengan indahnya cinta yang selama ini tanpa pasti.

Kini sang senja telah berganti malam, sang embun pun telan menetes dari dedaunan yang terhampar, seiring dirimu yang kini menjauh dari diriku. seraya seutas tali yang terputus tanpa sebab yang pasti, seraya sang rembulan yang kini menyinari malam, berusaha menyinari berusaha untuk tetap berdiri.

Ketika kata-kata terucap dan tertulis indah yang mungkin tanpa makna, dengan kelelahan dirimu dalam ketabahan dan kesabaran. tanpa kuketahui semua yang kau sembunyikan ketika dirimu menghindar dari setiap ruang-ruang yang mungkin dalam keberadaanku.

Senin, 16 September 2013

Diantara dua insan

Hati takkan mampu mengungkap segalanya
Ketika ia dihadapkan oleh dua keadaan berbeda ketika ia harus memutuskan sebuah jawab
Hati ini tak mampu untuk memilih hati ini tak mampu untuk pergi
Diantara sisi yang saling memberi kasih ketika ia dipertemukan dalam harapan sunyi
Apa harus hati ini meninggalkan semuanya... ketika ia merasa tentram dalam jiwa ketika ia merasa nyaman dalam diri
Sebuah pertanda tanya muncul saat ia tak lagi dipertemukan dalam waktu
Ketika ia dihempas dengan mudahnya tanpa alasan pasti
Ketika ia harus menerima semua keadaan walau mungkin tidak dengan hati yang lapang
Apa yang harus ku lakukan...
Ketika ia datang menghampiri dan memberi kasih
Perhatian penuh yang mungkin tanpa omong kosong yang dapat menggores jiwa
Ataukah aku harus memustuskan saat ini
Ketika insan tak lagi dihadapkan ketika insan tak lagi menyatukan hati dan perasaan
Apa yang sebenarnya ia sembunyikan?
Layaknya orang bodoh yang tak lagi dapat menemukan jawab atas pertanya
Sebesit omong kosong yang berduri tajam menusuk hati dalam gelapnya harap
Apa yang sebenarnya ia rencanakan?
Mengapa ia kembali?
Disaat semua telah dapat kulalui dan ku terima tanpa tanda tanya dalam fikirku
Bagaimana ini harus terjadi
Ini semua sulit untuk kupahami
Ketika cinta harus memilih diantara dua sisi hati
Seketika air mata menetes tanpa kusadari
Hingga aku tak mungkin dapat kembali menentukan hatiku pada jiwamu
Keraguan ini pun muncul seraya melodi cinta yang semakin lama semakin senyap terdengar
Kedustaan dan kepalsuan yang mungkin kau buat tanpa ku ketahui apa maksut ucapmu padaku
Serangkai kalimat yang kau ucapakan padaku ketika itu
Aku tak mengerti, mengapa aku harus dihadapkan pada dua insan yang berbeda
Ketika aku mulai dapat menentukan keputusan dalam jiwa dan benak diriku
Ketika hati ini merasa yakin atas apa yang dihadapkan padanya
Aku bingung aku tak dapat berfikir jernih disaat sisi hati kecilku mengatakan iya disaat sisi benakku mengatakan tidak
Seraya kau memintaku tuk kembali
Kufikir semua ini terlambat.... hati ini tak ingin kembali....

Minggu, 01 September 2013

Kehidupan

Kehidupan....
Tak terbayang dan tak terencanakan
Tak diketahui dan tak terfikirkan
Terjadi apa yang akan terjadi tanpa dapat menolak dan menjauhi takdir
Apa yang kau pandang dalam hidup ini? Harta? Tahta? Wanita? ataukah kepuasaan semata dalam dunia
Bagaimana kau berfikir.... bagaimana kau renungkan....
Sepercik pilu yang merasuk jiwa dalam batin lirih dan diri yang sepi
Duri kesedihan merenggut semua indahnya duniawimu
Apakah tidak kau fikirkan orang-orang diluar sana?
Ketika semua mencekik dan menginjak harga diri mereka, dengan sentuhan kasar dan ucapan tajam yang terlontar dari bibir kalian
Mengapa tidak kau renungkan nasib mereka? ketika engkau bersenang-senang dalam pilu lirihnya semangat juang mereka
Ketika mimpi mereka tertutup oleh kerasnya kehidupan
Apakah tidak kau mengerti? meski setitik kasih yang kau berikan kepadanya
Hanya keadilan dan kemakmuran yang mereka inginkan tidak kepalsuan,janji dan cekikan persepsi yang kau fikirkan
Seutas angan yang takkan putus
Selembut embun yang menetes dalam kelam sunyi
Seraya duri yang menusuk tajam dalam tangis sendu jiwa dan batin
Aku..... Aku hanya ingin semua mengerti
Ketika aku harus berjuang melawan jahatnya kehidupan ini
Ketika aku harus mencari seonggok receh demi sesuap nasi
Tuhan..... Aku lelah... Lelah dengan keadaan ini
Apa yang harus aku lakukan?
Ketika mereka hanya dapat memojokkan diriku, ketika mereka hanya dapat mendahulukan keegoisannya
Aku tidak ingin semua ini......
Apakah mereka tidak takut? takut akan balasan dari-Mu?

Atas apa yang telah mereka perbuat, atas apa yang telah mereka rencanakan
Aku bukanlah batu yang hanya dapat diam tanpa merasakan
Aku insan.. insan manusia yang diciptakan-Nya dengan hati dan perasaan
Tidakkah kau rangkul mereka demi menyongsong masa depan yang gemilang
Tidakkah kau bimbing mereka demi menggapai mimpi dan angan yang terbenakkan
Tawa yang terpancar bukanlah pertanda kebahagiaannya
Demi roda kehidupan yang cerah tanpa tangis, dan pilu yang merenggut senyum jingga dirinya


Sabtu, 31 Agustus 2013

Kisah Cinta

Jika memang cinta tak akan mudah melepaskan hati yang tergenggam
Jika memang kasih tak akan mudah membiarkan hati tersakiti
Bukan cinta yang salah bukan juga kasih dan sayang yang tersalahkan
Tetapi cinta hanya melengkapi apa yang tak dapat terlengkapi
Mengerti apa yang tak dapat dimengerti, menerima apa yang tak mungkin dapat diterima, mendengar apa yang tak dapat terdengar
Berjuang,mengerti,memahami...
Setitik bening air yang jatuh bagaikan percik api yang terurai


Angan lirih menepis indahnya mimpi
Ketika hati tak lagi dapat dipaksakan ketika hati tak lagi dapat bersama
Bukankah hak setiap insan? ketika hati memilih seseorang yang dia cintai
Bukankah itu semua anugerah? ketika hati dapat berbagi kasih dengan yang lain
Entah kepada siapa ia ditujukan
Sesuci kertas putih tanpa debu yang kotor dan kusam akan lapuknya waktu
Seindah senja yang melihat senyum terindah hari
Terpancar jingga elok terpandang sunyi
Mengapa selalu aku? aku? dan aku...?
Ketika engkau hanya dapat melontarkan kesalahanmu padaku
Mengapa selalu aku yang kau katakan?
Ketika hatimu terasuk bincang kasar seraya kerikil tajam
Aku tak perduli betapa tergoresnya luka dalam batinku
Aku tak menghiraukan semua yang kau lakukan padaku
Tapi apa yang kau fikirkan? Apa yang kau lakukan?
Ketika aku menyerah.. menyerah dengan semua keadaan yang ada
 

Apakah kau akan perduli? apakah kau akan melihat akan semua yang telah kau tujukan pada diriku?
Ketika semua kau hapus dengan mudah semudah kau menyakiti hatiku
Seraya belukar yang gugur ditebas oleh kuatnya angin
Aku tak mengerti dengan dirimu, dengan semua yang kau perlakukan padaku
Tak terbayangkan sangat tak terfikirkan
Ketika kau dengan mudahnya menghapus namaku dengan namanya
Apa yang seharusnya aku katakan? apa yang seharusnya aku lakukan?
Menepi diri dalam jurang kesendirian, menutup hati akan semua yang menghampiri...

Senin, 05 Agustus 2013

angan terhempas


Setapak jalan tak mampu mengungkapkan segalanya
Ketika kaki menginjak duri dalam kelam hati
Apakah semak akan menggubrisnya?
tidak, ia hanya mampu berdiri tegak dalam tiupan angin
seraya hati yang beku bak batu dalam udara
seraya karang yang kuat terkikis oleh air
apakah ia akan melihat?
ketika semua menggunjingnya tanpa sesal
ketika semua merenggut indahnya angan
tidak, ia hanya mampu berfikir dalam diam
tidak bertindak tidak juga berbicara
ketika semua mencoba meremukkan mimpi sang jalan
kenapa tidak kau beri mereka suapan nasihat?
apakah kau takut?
jika mereka akan menjauhimu
kenapa tidak kau pandang dan rasakan perasaan hatinya?
apakah kau malu?
malu dengan apa yang dibicarakan mereka
kenapa tidak kau tetap bersamanya?
ketika ia berjuang dalam harap gelapnya
kenapa tidak kau lindunginya?
apakah kau merasa rendah?
ketika semua memperolokmu dalam sekitar

Minggu, 04 Agustus 2013

Pasir & Karang

Mungkin, sang pasir tidak dapat mewujudkan impinya
Mungkin, sang pasir tidak mampu menggapai angannya
Mungkin, sang pasir tidak cukup kuat menerjang kerasnya badai
Apa mungkin sang karang akan perduli?
Apa mungkin sang karang akan memahami?
Sang karang hanya mampu menatap dalam percikan ombak yang menerjang
Ketika sang lumut datang menghinggapinya
Apa mungkin sang karang dapat menghindar?
Ketika sang lumut menggerogoti fikirnya
Apa mungkin sang karang dapat bertindak?
Ketika sang lumut mulai menghabisi bagiannya
Apa sang karang dapat berusaha?
Ketika ia dan sang pasir mulai mengangan-angankan impinya
Tidak! sang karang hanya bisa terpaku dalam diamnya
Terkecuali sang pasir yang terus berusaha dalam hamparan dan harapnya
Apa sang karang dapat menolak?
Ketika ia digoda menawannya sang lumut
Kini sang pasir telah terhapus oleh sang lumut dalam sang karang
Ketika impinya akan tergapai
Ketika sang karang memilih meninggalkannya......

Kamis, 01 Agustus 2013

Terjebak dalam jurang kasih sayang

Ketika dua insan dipertemukan
Ketika tidak ada lagi pertanyaan pertanyaan dalam hati
Dipersatukan dalam jiwa dan hasrat
Dipersatukan dalam ikat kasih yang kuat
Terukir kisah akan jiwa yang renung
Terukir sendu dan tangis yang tak terbendung
Tertulis penyesalan yang meratapi fikir
Tak satupun yang tahu
Tak satupun yang menyadari
Tak satupun yang perduli
Kasih sayang yang merasuk dalam jiwa
Cinta yang memendam dalam hati dan batin
Seolah-olah tak lagi dapat dihiraukan
Bagaimana aku dapat menjalaninya?
Bagaimana aku dapat menutupi segala goresan hatiku padanya?
Aku pun tak mengerti akan segala hal dalam jurang kepalsuan ini...








Story-


Aldi.
Sebut saja dengan nama seperti itu. dia adalah kakak kelas ku sekira waktu aku menempuh sekolah menengah pertama. Awalnya aku tidak pernah tahu dan tiak pernah kenal, seiring berjalannya waktu dia mencoba mencari-cari perhatian padaku entah itu dengan memandangku dari kejauhan entah itu dengan memanggil namaku dan juga dengan berpura-pura melewati depan kelasku. aku pun pada awalnya bingung aku tidak mengenal dia aku juga baru pertama kalinya melihat dia sejak aku masuk disekolah itu. Tapi aku pun mencoba mencari tahu tentang dia.

Lana          : "kak, aku mau tanya deh" isi sms ku pada kakak kelas yang memang sebelumnya sudah ku kenal dari SD.
Kak Ani    : "tanya saja, memang kamu mau menanyakan tentang apa?" balas kak Ani pada smsku
Lina          : "apa kakak mengenal Aldi?" ya, aku memang sudah mencari tahu terlebih dahulu namanya dari orang-orang.
Kak Ani    : " ya aku kenal dik, memangnya kenapa? kebetulan dia temen sekelasku"
Lana          : "dia teman sekelas kakak? ah enggak kak. hanya nanya saja"
Kak Ani    : "hayooo kamu suka ya sama dia? ngakuuuuu"

                 Kak Ani pun mulai membully ku dengan ledekan ledekan dia yang menjurus pada suatu ketertarikanku padanya. selebihnya dan sebenarnya aku hanya penasaraan dnegan kak Aldi itu.

Lana       : "ah tidak kak bener. aku cuman ingin tahu aja dia itu siapa. soalnya dia suka lewat depan kelasku"
Kak Ani : "ooohhhh........ kirain kamu suka sama dia. tapi denger-denger sih dia suka sama kamu loh, soalnya aku temen deketnya dia gak cuman aku doang sih ada yang lain juga.
Lana      : " yang bener kak? ah kakak bohong nih, aku aja gak pernah liat sebelumnya. baru kali itu aku liat dia"
Kak Ani : "serius dik, coba saja liat nanti"

               Aku pun mengakhiri perbincangan ku di sms tadi dengan kak Ani. sejujurnya ku masih bingung apa benar kak Aldi suka padaku?

Pagi itu aku berangkat sekolah. yaa aku mencoba untuk tidak memikirkan tentang perbincanganku dnegan kak Ani tadi malam, akupun menjalankan aktivitas disekolah dengan biasanya. waktu itu aku sedang istirahat, memang kebiasaanku ngumpul didepan ruangan kelas setiap istirahat dengan temanku. aku tidak memikirkan apakah kak Aldi itu akan lewat depan kelasku lagi. aku pikir itu bukanlah hal yang harus aku pikirkan karena dia juga bukan siapa-siapaku. Tapi ternyata selang beberapa waktu kak Aldi pun lewat dan menatap kearah kelasku.

"itu dia, benar saja dia lewat sini lagi. ada apa ya" pekik ku dalam hati.

Jam pulang pun tiba, bel pun berbunyi. Aku memutuskan untuk mencoba meminta nomer handphone kak Aldi lewat temanku. sesampainya dirumah akupun mencoba menghubunginya.

Lana  : "ini kak Aldi?" isi smsku pertama

selang beberapa waktu....................

kak Aldi  : "iyah, ini siapa?"
Lana        : "ini Lana kelas 7.3 kak"
kak Aldi  : "oh iya, kenapa?"

saat itupun aku sering berhubungan dengannya. entah itu kak Aldi duluan yang menghubungiku ataupun terkadang aku yang menghubungi dia duluan. selang beberapa hari kak Aldi pun membicarakan sesuatuyang mungkin belum pernah aku fikirkan sebelumnya.

kak Aldi :"dik, sedang apa?"
Lana       :" lagi duduk aja nih kak, kenapa?" balas pesan singkatku padanya
kak Aldi :" kakak ingin bilang sesuatu. kakak suka sama kamu, dari awal kakak sering lewat depan kelas 7.3 sering merhatiin kamu."

aku pun kaget dengan apa yang dibicarakan kak Aldi padaku. pada akhirnya aku dan kak Aldi pun menjalin hubungan, kami berdua menjadi pasangan kekasih. kami menjalin hubungan hampir baru menginjak 5bulan. kami sangat menyayangi. tetapi suatu ketika entah ada hal buruk apa yang menghalangi hubungan kami, pada awalnya dia emang perhatian dan sangat memperdulikanku tetapi akhir akhir ini yang kurasakan sangat berbeda jauh, aku pun merasa tidak nyaman dengannya aku pikir dia cowok yang cuek,dingin,masa bodo pikirku. saat itu aku pun memutuskan untuk mengakhiri semuanya. pada awalnya aku merasa biasa saja ketika aku memutuskan untuk itu tapi selang beberapa waktu pun aku baru menyadari akan suatu hal bahwa aku snagat menyayanginya sangat mencintainya aku pun mendapati kesesalan karena aku telah mengambil keputusan itu. pada akhirnya aku hanya bisa menyesal dan terbayang dapatkah aku bersamanya lagi?

Selasa, 30 Juli 2013

Sepercik sendu

Ketika senja menghadang terangnya sinar keagungan
Terusik bincang kata pahit dalam hadap
Bersandar kuat dalam jiwa
Menahan perih sakitnya luka dan amarah

Terbesit caci dalam hati
Terpuruk diri dalam kegundahan
Tak satupun insan memperdulikan
Mengadu sendu pada yang Kuasa